Hal-hal kecil dan sederhana selalu mengingatkanku padanya.
Ia yang dahulu punggungnya menjadi sandaran lelapku.
Sepanjang jalan kutelusuri jejaknya, dan bertanya dalam hati, "Pernahkah kau melewati jalan ini? Baik sendiri maupun bersamaku.
Setiap tempat yang kudatangi, kuingat-ingat jejak kehadirannya. Pernahkah ia kesini? Sendiri atau bersamaku.
Setiap sudut kucari kehadirannya. Walau kutahu, takkan dan tak mungkin kutemukan.
Setiap pagi, kulewati tempatnya berlindung sekarang. Seakan-akan berpamitan seperti dahulu, sebelum aku pergi sekolah. Tak berharap banyak, hanya sebuah kebiasaan saja.
Melihat salah satu dari deretan kartu di dompet, teringat, ah, surat ijin mengemudiku pun sebentar lagi habis masa baktinya.
Jadi teringat, kurang lebih 5 tahun lalu, ia mengantarku untuk pertama kalinya dan terakhir kalinya.
0 comments:
Post a Comment